Pengertian dan Macam-Macam Tauhid

Pengertian dan Macam-Macam Tauhid

  • Pengertian Tauhid
Tauhid dalam bahasa arab merupakan bentuk masdar dari fi'il wahhada-yuwahhidu, yang artinya menjadikan sesuatu satu saja. Sedangkan menurut istilah, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya. Adapun yang disebut ilmu tauhid adalah ilmu yang membicarakan tentang akidah atau kepercayaan kepada Allah dengan didasarkan pada dalil-dalil yang benar. 

Dari pengkajian terhadap dalil-dalil tauhid yang dilakukan para ulama sejak dahulu hingga sekarang, mereka menyimpulkan bahwa tauhid terbagi menjadi tiga, yaitu Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah,  dan Tauhid Al-Asma was Shifat.


  • Macam-Macam Tauhid
1. Tauhid Rububiyah
    Tauhid Rububiyah adalah mengesakan Allah Ta'ala dalam perbuatan-perbuatan-Nya, seperti menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan, mematikan dan perbuatan-perbuatan Allah yang lain. 
    Meyakini rububiyah yaitu meyakini kekuasaan Allah dalam mencipta dan mengatur alam semesta, misalnya meyakini bumi dan langit beserta isinya diciptakan oleh Allah, Allah-lah yang memberikan rezeki, Allah yang mendatangkan badai dan hujan, dan lainnya. Hal ini yang seperti diakui oleh seluruh manusia, tidak ada seorang pun yang mengingkarinya kecuali orang yang sombong.

2. Tauhid Uluhiyah
    Jenis tauhid yang kedua adalah Tauhid Uluhiyah. Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam segala bentuk peribadatan baik yang zahir maupun yang batin. Segala peribadatan tersebut tidak boleh dipalingkan kepada siapapun, apakah nabi yang diutus atau malaikat yang mempunyai kedudukan dekat di sisi Allah, terlebih lagi kepada yang lain.

    Contoh dari ibadah itu antara lain thawaf, salat, haji, puasa, nazar, I'tikaf, menyembelih hewan, doa, sujud, rukuk, khauf (rasa takut), khusuk, istighasah (memohon pertolongan), dan lainnya. Kesemuanya itu tidak boleh dipalingkan kecuali hanya kepada Allah 'Azza Wa Jalla.

3. Tauhid Asma dan Sifat
    Tauhid asma' wa sifat adalah menetapkan nama dan sifat yang telah ditetapkan sendiri oleh Allah bagi diri-Nya atau ditetapkan oleh Rasul-Nya bagi diri-Nya tanpa disertai dengan tahrif (penyelewengan makna), ta'will (penafsiran yang menyimpang), ta'thil (menolak makna atau teksnya), takyif (menegaskan bentuk tertentu dari sifat Allah), tasybih (menyerupakan secara parsial), ataupun tamtsil (menyerupakan secara total).

0 komentar:

Posting Komentar